Hari ini rasanya aku kehilangan keseimbangan, untuk menemukan ide menulis. Mungkin karena aku sibuk, terlalu banyak urusan dan banyak yang harus aku pikirkan. Mulai urusan keluarga, pekerjaan, bahkan kegiatan rutin yang lainnya. Belum lagi amanah organisasi yang aku ikuti. Beban pikiran bertambah karena sebentar lagi organisasi akan melaksanakan milad. Tidak cukup sampai di sana saja aku pun dipercaya oleh guru pondokku untuk menjadi ketua panitia Reuni Akbar yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Bagaimana tidak puyeng kepalaku, semuanya harus aku selesaikan. Ya, Allah... lelahnya. wajarkan kalau aku bingung mana yang harus didahulukan. Sementara tubuhku butuh istirahat dan meluangkan waktu untuk menemani keluarga.
Karena kesibukanku dan karena banyaknya hal yang harus aku pikirkan, semua ini menyebabkan diriku seperti yang kebingungan dan salah tingkah serta kehilangan semangat. Akhirnya aku merasa bahwa aku tak sanggup untuk melakukan semua yang menjadi tanggung jawabku ini. Ku coba untuk mencari penyebab dari semua ini. Ku cari buku-buku tentang management diri dan kitab-kitab kuning koleksiku, siapa tahu ada pencerahan serta medapatkan solusi melalui buku-buku yang aku baca nanti. Inilah kebiasaanku ketika aku merasa membutuhkan solusi untuk menumbuhkan semangatku.
Setelah kucari-cari buku yang menurutku cocok untuk dijadikan solusi dan pencerahan. Akhirnya kutemukan satu buku yang menurutku sangat cocok dengan masalah-masalahku saat ini. Buku ini adalah buku tentang Self Management dengan judul Control Your Life Aplikasi Praktis Management Diri dalam Kehidupan Sehari-hari karya Aribowo Prijaksono. Sebuah buku yang membahas tuntas tentang bagaimana cara mengendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari.
Aku buka halaman demi halaman buku ini dari halaman pertama sampai halaman terakhir. Kubaca setiap judul dari bahasan-bahasan yang ada di buku ini, untuk menemukan bagian yang cocok yang bisa memberikan solusi terhadap semua masalah-masalahku. Karena sebenarnya aku masih bingung apa penyebab dari masalahku ini.
Setelah kata-kata kunci itu aku baca berulang-ulang, maka ketemulah satu kata kunci yaitu Waktu. Menurutku hal inilah yang sebenarnya menjadi masalahku. Aku belum mampu mengelola waktu inilah pangkal masalahnya. Sehingga membuat aku bingung, pusing, kehabisan ide bahkan merasa dihantui oleh apa yang menjadi tugas dan urusan-urusanku. Ya, betul... Aku belum bisa mengelola waktu. Berarti yang harus aku cari adalah solusi bagaimana cara dan prinsip untuk mengelola waktu sehingga aku lebih disiplin serta hidupku lebih terarah.
Aku teringat tentang teori keseimbangan atau equity theory yang dikemukakan oleh John Stacey Adams, seorang psikolog kerja dan perilaku pada tahun 1963. bahwa pada dasarnya manusia menyenangi perlakuan yang adil/sebanding, berhubungan dengan kepuasan relasional dalam hal persepsi distribusi yang adil/tidak adil dari sumber daya dalam hubungan interpersonal.
Ya, termasuk aku secara normal aku ini menyukai keseimbangan dan ketika terjadi ketidakseimbangan maka yang aku rasakan adalah seperti terjadi kekacauan dalam pikiran. Aku pun teringat hadist Nabi Muhamad S.AW
(Khairul Umûr Ausâthuha).”
"Sebaik-baik persoalan adalah yang berada di pertengahan."
Memang benar segala sesuatu yang dilakukan berlebihan (tidak seimbang) akan menyebabkan kemadharatan, begitu pula dengan waktu, kita harus mampu menyeimbangkan dan mengendalikannya.
Setelah aku temukan pangkal dari permasalahannya dan aku temukan penawar serta jawaban dari masalah-masalahku, akhirnya aku Ucapkan Alhamdulillah.
Tugasku sekarang adalah menerapkan metode ini agar aku senantiasa menjadi manusia yang mempunyai keseimbangan. selebihnya aku serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dialah yang mengatur segala urusan kita sebagai hamban-Nya.
Wallahu A'lam.
Aku berfikir sejenak kala itu utnuk mencari kata kunci yang pas untuk masalahku ini. Aku coba dengan menggunakan beberapa kata kunci diantara :
1. Aku Sibuk
2. Aku Lelah
3. Aku Terlalu Banyak Urusan
4. Semua Urusan-Urusan itu Membuat Kepalaku Pusing
5. Semua Urusan-Urusan itu Menyita Banyak Waktu, Termasuk Waktu Istirahatku
6. Aku Sulit Membagi Waktu
7. Aku Kehilangan Semanagat
Setelah kata-kata kunci itu aku baca berulang-ulang, maka ketemulah satu kata kunci yaitu Waktu. Menurutku hal inilah yang sebenarnya menjadi masalahku. Aku belum mampu mengelola waktu inilah pangkal masalahnya. Sehingga membuat aku bingung, pusing, kehabisan ide bahkan merasa dihantui oleh apa yang menjadi tugas dan urusan-urusanku. Ya, betul... Aku belum bisa mengelola waktu. Berarti yang harus aku cari adalah solusi bagaimana cara dan prinsip untuk mengelola waktu sehingga aku lebih disiplin serta hidupku lebih terarah.
Setelah kutemukan satu kata kunci yang mampu mewakili semua masalah-masalahku, selanjutnya aku buka buku ikembali buku itu untuk menemukan bahasan yang sesuai dengan kata kunci yang kutemukan tadi.
Setelah kubuka sampai beberapa halaman dan kubaca setiap sub judul dari buku yang kubaca ini. Selang beberapa menit, akhirnya kutemukan bahasan dengan judul yang sesuai dengan kata kunci yang kutemukan tadi yaitu "waktu. Tepat pada halaman ke 33 di sana ada satu Bab dengan Judul "Mengelola Waktu. "Nah, ini dia yag aku cari," ucapku dalam hati.
Aku baca Kalimat demi kalimat bahasan di dalam Bab tersebut. Bahasannya sungguh sangat menarik, sehingga membuat aku betah berlama-lama dengan buku ini. Seperti menemukan ruang untuk bergerak ketika ada dalam sebuah himpitan, begitulah rasanya. Ya..., saya menemukan jawaban dari buku ini.
Disebutkan dalam buku ini 7 prinsip mengelola waktu.aku pahami salah satu prinsip dari ketujuh prinsip itu.
Prinsip Pertama dari tujuh prinsip itu adalah "Jangan menjadi budak waktu tetapi jadilah pengendali waktu."
Aku pahami sedikit-sedikit maksud dari ungkapan di atas. Agak sulit untuk dipahami juga ternyata. Tapi aku coba terus untuk memahaminya. Mungkin yang dimaksud dalam pernyataan tersebut adalah bahwa kita harus mampu membagi, mengelola mengendalikan waktu secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya.
Si penulispun memberikan penjelasannya tentang bagaimana mengendalikan waktu. "Bahwa dalam mengendalikan waktu atau kehidupan janganlah terlalu ketat ataupun terlalu longgar namun harus seimbang." Mungkin hal ini yang sedang aku alami, aku belum bisa menyeimbangkan diantara keduanya. Terkadang aku juga terlalu ketat dan kaku, terkadang juga aku terlalu longgar dan santai. Selain itu mungkin juga aku sering menunda-nunda pekerjaan yang akhirnya pekerjaan pun jadi menumpuk sehingga aku bingung mana yang harus terlebih dahulu aku selesaikan.
Setelah semua penjelasan tentang point pertama prinsip mengelola waktu aku baca seluruhnya, akhirnya aku temukan dimana letak kesalanku selama ini. Ya, aku terlalu menyia-nyiakan waktu atau bahkan salah dalam menempatkan sesuatu serta terlalu banyak mengerjakan sesuatu bukan pada waktunya. Ibaratnya seperti ketika aku tidur di siang hari dan bergadang di malam hari atau seperti ketika aku sakit yang disebabkan karena salahnya pola makan.
Ya, termasuk aku secara normal aku ini menyukai keseimbangan dan ketika terjadi ketidakseimbangan maka yang aku rasakan adalah seperti terjadi kekacauan dalam pikiran. Aku pun teringat hadist Nabi Muhamad S.AW
(Khairul Umûr Ausâthuha).”
"Sebaik-baik persoalan adalah yang berada di pertengahan."
Memang benar segala sesuatu yang dilakukan berlebihan (tidak seimbang) akan menyebabkan kemadharatan, begitu pula dengan waktu, kita harus mampu menyeimbangkan dan mengendalikannya.
Setelah aku temukan pangkal dari permasalahannya dan aku temukan penawar serta jawaban dari masalah-masalahku, akhirnya aku Ucapkan Alhamdulillah.
Tugasku sekarang adalah menerapkan metode ini agar aku senantiasa menjadi manusia yang mempunyai keseimbangan. selebihnya aku serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dialah yang mengatur segala urusan kita sebagai hamban-Nya.
Wallahu A'lam.
14 Comments
Salam kenal, Pak. Salam literasi.
ReplyDeleteSemangat menulisnya.
Bagus Pak tulisannya. Bisa dibuat tulisan lagi dari tulisan ini yaitu resensi bukunya. Saya tunggu Pak...
selalu bisa mengambil hikmah disetiap kejadian nih Pak Ustadz. keren alhamdulillah, semoga makin berkah ilmunya .
ReplyDeleteAmiin Ya Allah
DeleteBahkan dari rasa lelah pun jadi tulisan kan ya😊👏👏
ReplyDeletemengubah lelah menjadi semangat hehe
DeleteCurhat sekaligus berbagi solusi. Terimakasih ustadz, bukan hanya ustadz saja yang bermasalah dengan waktu kita yang ngodop juga pabetot-betot
ReplyDeleteperjuangan itu memang melelahkan sekaligus membuat kita sadar kita hanya punya waktu 24 jam tidak kurang tidak lebih.....singkat ya
Deleteterinspirasi pak
ReplyDeleteAlhamdulilah
Deleteselamat memanfaatkan waktuuu saudara-saudara.. ^^ (y)
ReplyDeletePak, tulisannya bagus. Nggak dibikin sub heading saja, Pak? Jadi biar lebih rapi
ReplyDeleteYup, kita tidak boleh diperbudak oleh waktu, tapi kitalah yang harus mengendalikan waktu. Bagus pak👍
ReplyDeleteKalau ada kesempatan, buat review bukunya dong A
ReplyDeleteWaktu 24 jam kadang mmg terasa kurang, tapi sebetulnya bukan waktunya ya kurang ya pak, tapi kitanya yg tdk pandai mengelola waktu, karena saya jg mengalami hal yg sama, mirip gangsing rasanya muter terus..
ReplyDelete#ups