Selamat Datang Di Blognya Kang Sumardi>>Salam Silaturahmi untuk Kalian Semua....Mau Teks Berjalan seperti ini ? Klik

Allah Berdiri Pada Dzat-Nya Sendiri (Penjelasan Sifat Qiyamuhu Binafsihi)



Allah juga wajib bersifat Qiyamuhu Binafsihi, yaitu berdiri pada Dzat-Nya sendiri. Dalam arti bahwa Allah tidak butuh pada apapun, tidak butuh pada tempat dan tidak butuh pada orang yang menentukan-Nya. Oleh karena itu mustahil Allah bersifat Qiyamuhu Binafsihi, berdiri pada selain Allah. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.(Qs. Fathir :15).

Dalam ayat di atas ditegaskan, bahwa Allah Maha Kaya dalam arti Allah tidak butuh apapun. Oleh karena itu Allah tidak memerlukan tempat dan tidak memerlukan sesuatu yang menentukan atau menciptakan-Nya. 

Apa yang dimaksud tidak butuh pada tempat dan sesuatu yang menentukan?  Para ulama membagi mahluk di jagat raya ini menjadi dua macam. Yaitu, benda (Ain)  dan sifat benda('Arad).  Kalau kita berkata, buku ini panjang dan berwarna merah, maka buku adalah bendanya, sedangkan panjang dan merah adalah sifatnya. 

Kita tidak pernah menggambarkan sesuatu benda kecuali memiliki banyak sifat benda, seperti warna, panjang, kedalaman, bentuk, tempat, waktu dan lainya. Kita juga tidak bisa menggambarkan sifat benda kecuali sifat tersebut melekat pada sebuah benda. 

Antara benda dan sifatnya adalah dua hal yang saling membutuhkan keduanya tidak bisa dipisahkan. Nah, kebendaan dan sifat-sifat benda tersebut semuanya mustahil terjadi pada Allah. Allah tidak butuh pada sesuatu sebagai tempat-Nya, seperti sifat benda yang memerlukan benda.

Allah juga tidak butuh pada sesuatu yang menciptakannya, sebagaimana benda dan sifat yang butuh pada penciptanya. Karena Allah bersiat Qidam, tidak ada permulaan. Sedangkan benda dan sifatnya adalah dua hal yang bersifat baru. Allah tidak butuh pada benda dan sifat benda sebelum keberadaannya dan setelah keberadaanya. 


Wallahu A'lam

Post a Comment

0 Comments