Sambungan dari Bagian I...
Baca >>>> Bagian I
Seseorang apabila meyakini adanya sesuatu, tetapi tidak pernah
melihatnya secara langsung, pasti akan mereka-reka bentuknya melalui khayalan.
Tetapi khayalan seseorang tidak akan melampaui hal-hal yang yang biasanya
dilihat melalui inderanya, meskipun dalam bentuk yang tidak biasa.
Seperti ketika seseorang mendengar tentang kendaraan Buroq dalam
kisah isra mi’rajz tetapi belum pernah melihatnya. Ia menggambarkan bahwa buroq
itu bentuk nya seperti kuda, memiliki beberapa sayap, wajahnya seperti wanita
dengan mahkota indah di kepalanya. Mahluk seperti ini belum pernah ditemukan di
jagad raya. Akan tetapi bagian-bagianya secara parsial ada semua. Seperti bentuk
kuda, sayap, wajah, wajah wanita dan mahkota semua ada di alam nyata. Ternyata rekaan
khayalan seseorang pada akhirnya kembali
pada apa yang pernah diketahui melalui indranya.
Dzat Allah tidak bisa dijangkau oleh indra. Maka apabila imajinasi
seseorang bermaksud menggambarkan Dzat Allah dalam pikirannya, jelas
gambarannya keliru. Karena ia akan menyerupakan-Nya dengan benda-benda yang
baru (hawadist) Allah telah menegaskan dalam Al Qur’an :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia ( QS Al-Syura : 11)
Karena demikian para ulama berkata ulama :
كل ما خطر ببالك فالله بخلاف ذلك
“Apa saja yang terlintas dalam benakmu, maka Allah berbeda
dengan hal tersebut”
Apa saja yang terlintas dalam benak manusia adalah hal yang
bersifat indrawi dan baru. Sedangkan Allah bukan sesuatu yang baru. Para Ulama
berkata
“Tidak mengetahui Dzat Allah yang sebenarnya, adalah pengetahuan. Sedangkan
meneliti Dzat yang sebenarnya adalah kesyirikan”
Maksud pernyataan di atas, sesorang tidak akan bisa mengetahui Dzat
allah yang sebenarnya. Tidak mengetahui yang sebenarnya itulah ma’rifat kepada
Allah. Karena apabila Dzat Allah direka-reka seperti hal yang bersifat indrawi dan
baru, berarti meyakini bahwa Allah itu bersifat indrawi dan baru. Orang yang
meyakini bahwa Allah menyerupai mahluknya berarti dia telah meyakini adanya
tuhan selain Allah, sehingga terjerumus kedalam kesyirikan.
Wallahu A'lam
0 Comments